“Dari 5 bidang tersebut, TKRO dan TBSM paling banyak diminati siswa yakni masing-masing dua kelas (rombongan belajar, tombel),” ujar Eri. Ia lalu merinci, sebanyak 595 siswa di SMK YPT dibagi dalam 7 kelas tiap angkatannya. Sehingga total ada 21 kelas. “Alhamdulillah selama ini setiap rombel atau kelas selalu memenuhi target dengan kisaran siswa antara 32 hingga 35 siswa per rombel,” kata Eri.
Sekolah yang sebagian siswanya berasal dari wilayah selatan (Purwodadi, Bagelen, dan Banyuurip) ini, didukung oleh 39 guru yang sebagian telah berpendidikan S2. Mereka telah mengikuti uji kompetensi guru, diklat, serta beberapa menjadi asesor.
Lokasi SMK YPT tergolong strategis, yaitu ditepi Jalan Brigjen Katamso atau Jalan Jogja. Sekolah ini didukung oleh sarana praktek berupa laboratorium yang lengkap, termasuk laboratorium komputer dan bahasa.
Selain itu, semua kelas jurusan listrik ber-AC serta ruang kelas lain yang juga mayoritas sudah ber-AC dan dilengkapi OHP.Sebagai upaya mendukung minat baca siswa, SMK YPT menyediakan Pojok Baca di setiap sudut sekolah dengan buku-buku yang bisa dibaca di tempat.
Untuk mengalokasikan minat siswa, sekolah menyediakan kegiatan ekstra kulikuler berupa marching band, seni tari tradisional (kuda lumping dan gambyong), band lengkap dengan studio, pencak silat, badminton, voli, serta Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Kegiatan ekstrakulikuler wajib yakni Pramuka yang dipandu oleh Kodim 0708. Disamping itu, untuk menambah ketrampilan siswa, juga ada ekstra kulikuler Las khusus untuk semua jurusan.
SMK YPT tidak pernah sepi dari prestasi. Terkini, 8 siswa SMK YPT berhasil menjuarai pencak silat tingkat nasional. Setiap tahun juga selalu menjadi juara LKS SMK di Kabupaten Purworejo. Sekolah ini juga selalu mengirimkan satu siswa untuk anggota paskibra tingkat kabupaten.
Toto menjelaskan, sekitar 150 anak mendapat beasiswa setiap tahunnya. Sekolah juga memberi apresiasi untuk siswa yang menjadi juara lomba minimal tingkat kabupaten berupa gratis SPP yang diuangkan. Bagi lulusan terbaik diberi trofi serta uang pembinaan. Selain juga reward bagi siswa yang berdedikasi terhadap lembaga.Dalam memperlakukan siswa, sekolah ini cukup kreatif. SPP yang dibayarkan siswa sudah termasuk tabungan untuk kunjungan industri dan perpisahan kelas.
Dengan demikian orang tua sudah tidak lagi pusing memikirkan pembayaran biaya perpisahan untuk putra putri mereka.
Kunjungan industri dilakukan di berbagai perusahaan bonafid antara lain PT Pindad, pabrik Alkaline, PT PAL Surabaya, PT KAI, serta PT Astra.
Cara kreatif lain yakni tiap Jumat ada Jumat Sehat dimana semua guru, karyawan, dan siswa mulai pukul 06.30 melakukan jalan sehat hingga pukul 07.15. Pada minggu keempat Jumat terakhir, seluruh peserta jalan sehat diberi bubur kacang ijo atau jenang candil sebanyak 700 porsi.“Sepertinya kami satu-satunya sekolah yang melakukan cara ini. Sebanyak 700 porsi bukan jumlah yang sedikit. Anggaran itu sudah kami alokasikan,” ujar Eri.
Sekolah yang memiliki prosentase siswa putri tak lebih dari 5% ini memiliki resapan alumni yang tinggi yakni lebih dari 75%. Mereka rata-rata tertampung di sejumlah perusahaan besar seperti Astra, Yamaha, Toyota, dan Daihatsu.Lulusan SMK YPT juga mengutamakan kompetensi wirausaha pada Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Produknya antara lain scan pot bunga dari besi plat dan besi beton dari kompetensi PKK Las.
Adapun kompetensi PKK Listrik berupa lampu hias berbahan anyaman bambu dan paralon. Produk-produk itu dipesan dan dipasarkan ke beberapa wilayah termasuk Jakarta.
Dengan berpredikat akreditasi A atau unggulan, baik institusi maupun pada masing-masing kompetensi keahlian, SMK YPT bertekad untuk terus mempertahankan kualitas serta performa sebagai sekolah yang paling diminati masyarakat dan dibanggakan oleh para alumninya.
Terlebih mulai tahun 2019 SMK YPT ditetapkan sebagai sekolah rujukan, yakni sebagai SMK percontohan di Purworejo baik SMK negeri maupun swasta. (Yudia Setiandini)